Tan Malaka

TAN MALAKA

Tan Malaka, Bapak Republik yang Dilupakan
Entah benar atau tidak. Tapi rasanya banyak orang yang dalam beberapa tahun terakhir baru mengetahui ikhwal Tan Malaka. Alasannya sederhana. Di era Orde Baru, namanya memang seperti dilenyapkan dari sejarah kebangsaan Indonesia. Membuat sebuah lubang besar yang membuat kita bingung ketika mencoba merunut satu persatu rekam jejak kemerdekaan bangsa ini.
Jangankan Tan Malaka. Ketika itu buku-buku Pramoedya Ananta Toer saja tidak diijinkan beredar. Maka sebuah keberuntungan besar bagi generasi di era reformasi ini yang dapat menikmati alunan informasi yang lancar, bagai mata air yang muncul dimana-mana. Meski tantangannya menjadi berbeda, yakni untuk memilih dan memilah mana informasi yang layak dipercaya.
Membaca buku “Tan Malaka, Bapak Republik yang Dilupakan”, bisa menjadi pembuka awal pengetahuan tentangnya. Buku ini ditulis dengan gaya penulisan jurnalistik yang khas: mengetengahkan fakta dengan menarik, dramatik, tanpa mengabaikan presisi. Diterbitkan sebagai Seri Buku Tempo oleh Tim Redaksi Majalah Tempo pertama kali pada tahun 2010, buku ini sudah dicetak ulang hingga sembilan kali, dan hingga hari ini masih banyak menghiasi rak toko buku di tanah air.
Buku ini sebagian besar mengulas tentang kiprah Tan Malaka di era kemerdekaan Indonesia. Bagaimana peran Tan di masa pra kemerdekaan, proklamasi kemerdekaan, hingga perlawanannya terhadap penjajah yang ingin kembali merebut kemerdekaan kita. Bagaimana buku-bukunya berpengaruh besar pada para tokoh pendiri bangsa, para pemuda saat itu, dan bahkan menginspirasi W.R. Supratman dalam menggubah lagu kebangsaan Indonesia Raya. Juga, perjalanan hidupnya sejak kecil hingga kematiannya di ujung senapan.
Layaknya sebuah karya jurnalistik, buku ini dituangkan setelah melalui proses redaksional yang ketat dan mendasarkan laporan-laporan dari pertemuan dengan saksi-saksi sejarah yang melihat langsung kejadian, keluarganya, maupun dari hasil riset terdahulu dari para peneliti. Antara lain dari Harry Poeze, seorang sejarawan berkebangsaan Belanda yang sejak tahun 1972 telah melacak keberadaan Tan dan menuangkan hasil risetnya dalam sebuah buku berjudul: Verguisd en Vergeten Tan Malaka, de linkse beweging en de Indonesische Revolutie, 1945-1949.
Kini, bila kita lihat di rak-rak toko buku, telah banyak diterbitkan buku tentang Tan Malaka. Sepertinya di era inilah sejarah mulai dituliskan kembali. Semoga bukan hanya tentang Tan, tapi juga tentang hal-hal lain yang perlu disingkapkan. Bukankah kita semua perlu tahu dan mengerti sejarah bangsa kita sendiri?
Buat teman-teman yang masih belum banyak tahu tentang Tan Malaka, bisa mendapatkan buku “Tan Malaka, Bapak Republik yang Dilupakan” ini di toko buku terdekat. Selamat memetakan kembali bilah-bilah puzzle yang selama ini terhilang.[]

Tinggalkan komentar